29.7.10

B i r u | B i r a

Photobucket


BIRA, an amazing trip with good friends
true blue is the sky and deep blue is the sea
infinity in crystal clear water
good food & good dog
one brave hero


[ tutur kisahnya ada disini ]






all pictures in this album are copyrighted
© 2010 duaBadai photography

27.7.10

[HHP 2010] Sebuah Konser Amal


Give Hope A Hand : Kejar Mimpi Sampai Ke Bintang
sebuah konser amal bagi anak-anak penderita kanker
oleh Helping Hands Project @ Goethe Haus, Jakarta, 18 Juli 2010




Jumlah kru > 50 orang
Jumlah artis pengisi acara > 15 orang
Jumlah donasi terkumpul > 64 juta rupiah
Seluruh donasi terkumpul disumbangkan kepada
Rumah Kita YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia)




Jumlah email/sms/bbm/phonecall & meeting koordinasi ~ tak terhingga
Jumlah keringat dan airmata yang tertumpah ~ tak terhingga
Jumlah terima kasih ~ tak terhingga
khususnya atas doa dan dukungan moral & materiil
dari semua keluarga, kerabat, rekan, sponsor, donatur, pengisi acara
dan tentunya para kru yang rela berjibaku demi terselenggaranya acara ini
^^




Sampai jumpa di acara Helping Hands Project berikutnya!

"We make a living by what we get, but we make a life by what we give."
Winston Churchill






photo credits
© 2010 HHP Documentation Team

23.5.10

Kidung Tidung


TIDUNG dimata kami ialah biru yang bersenandung
biru yang bening, bening yang mengalun
melantun kidung yang tak berujung

[ kisahnya bertutur disini ]





all pictures in this album are copyrighted
© 2010 duaBadai photography

19.5.10

Semburat Garut

Garut

GARUT, destination unknown.
Desa hingga kota.
Sawah hingga kawah.

Rumah tua hingga gudang tua.


[ tutur kisahnya ada disini ]





all pictures in this album are copyrighted
© 2010 duaBadai photography

27.4.10

Anak-Anak Bangsa

Helping Hands Project @ SDN Sukamanah, Cigombong, Bogor | 24 April 2010


TERLETAK di daerah sejuk di kaki gunung Salak, SDN Sukamanah hari itu tampak lebih ramai dari biasanya.  Adalah Helping Hands Project yang tengah mengadakan aksi sosial di sekolah tsb.

Acara dibuka dengan pembacaan puisi oleh dik Puput.  Isinya tentang perasaan seorang anak yang sedih akan kondisi sekolahnya yang bobrok, namun ia tetap punya semangat dan cita-cita tinggi.  Kau bisa bilang puisi ini klise, tapi kau harus lihat sendiri cara dik Puput membawakannya dengan demikian polos dan bikin haru biru.  Andai saya tak sedang berkutat dengan handycam yang bermasalah, tampaknya saya bisa menitikkan airmata di awal acara.

Selanjutnya acara dipandu oleh kak Sogi & kak Zessy.  Hiburan dan permainan digelar, senda gurau ditebar, semua larut dalam ceria.  Ada tari kupu-kupu, tari 'Amrin Membolos' (nah, kalau ini saya tak bisa menangkap korelasi antara judul tari dengan makna gerakannya; tapi tak apa, namanya juga anak-anak ;)), tari rampak Sunda, juga nyanyi & joget bersama.



Dihelat pula permainan tradisional seperti 'perepet jengkol', joget di atas lipatan koran, sarung berantai, hingga lari estafet sambil menggendong teman.  Acara juga diselingi oleh penampilan kak Ramaditya yang berkostum Star Wars lengkap dengan pedang lighsaber-nya.  Ada pula pendongeng ulung, kak Ariyo.  Keahliannya berceritera bukan hanya memikat adik-adik, tapi juga kakak-kakak panitia dan hadirin sekalian :)

Acara berakhir dengan pemberian bantuan dan sumbangan secara simbolis kepada pihak sekolah.  Suasana haru kembali meliputi suasana ketika puisi penutup dibacakan oleh dik Reni & dik Jafar.  Isinya ialah ucapan terima kasih dan doa.  Begitu sederhana, namun terasa tulus.  Menyentuh.  Saya yakin banyak yang berkaca-kaca mendengarnya, bahkan ada yang tak sungkan meneteskan airmata.

Alhamdulillah, acara di SDN Sukamanah ini berjalan lancar tanpa hambatan.  Secara pribadi, acara kali ini lebih menyentuh sisi emosional saya, mungkin karena saya sudah terlibat sejak awal, mulai dari survei lokasi, persiapan, pelaksanaan, bahkan hingga jauh acara usai.  Muncul rasa empati yang dalam bagi anak-anak ini, ada harapan tulus agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi bangsa yang jauh lebih baik.



Kami meninggalkan lokasi dengan rasa haru campur senang.  Acara telah berlangsung dengan baik dan lancar, dan yang jelas makin membuka kepedulian kami pada sesama.  Jikalau ucapan terima kasih harus diucapkan satu persatu tentulah ada banyak nama yang harus disebutkan.  Yang jelas penghargaan sebesar-besarnya kami berikan atas dukungan dan doa dari rekan-rekan/donatur yang baik hati, panitia pelaksana yang kompak-rusuh-seru, pihak sekolah yang bersahaja, hingga orangtua dan kerabat yang budiman.

Sampai jumpa di acara Helping Hands berikutnya!

"We make a living by what we get, but we make a life by what we give."
Winston Churchill




photo credits:

© 2010 HHP Documentation Team

11.2.10

Cita-Citaku | Dokter

Awalnya tak terbesit dalam benak bahwa kedatangan kami akan disambut penuh sukacita.  Baru saja melintas di pintu depan, bocah-bocah ini sudah berlarian menghampiri kami dan memberi salam dengan antusias.  Tanpa sungkan mereka lincah bergaya di depan kamera.  Padahal ini adalah kali pertama saya bertemu dengan mereka, para penghuni cilik Rumah Kita.

Terletak di kawasan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Rumah Kita tak ubahnya seperti rumah hunian lainnya, kecuali bahwa ia adalah tempat bernaung para kanak penderita kanker dari keluarga tak mampu dan sedang dalam masa pengobatan di rumah sakit rujukan di Jakarta.

Bernaung di bawah YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia), Rumah Kita berusaha mewujudkan sebuah tempat yang nyaman bagi anak-anak ini lengkap dengan fasilitas bermain dan belajar.  Selain itu, keberadaan teman-teman sepermainan di rumah ini terbukti menjadikan anak-anak ini jauh lebih riang dalam menjalani hari-hari pengobatan yang melelahkan.



Lihatlah Tiara.  Sebagai si bungsu ia tampak tak kenal takut pada siapapun atau apapun.   Semua sangat menyayanginya, termasuk Timothy sang 'kepala suku', atau Ando sang 'ajudan' yang hiperaktif.  Jikalau mereka semua sedang berkumpul, terbayang sudah keramaian yang terjadi. 

Seperti halnya sekumpulan bocah yang selalu menjawab dengan antusias, demikian pula mereka ketika ditanya tentang cita-cita.  Semua serentak menjawab "Dokter!" tanpa pikir panjang lagi.  Salah seorang anak lalu memeragakan adegan seorang dokter tengah menyiapkan jarum suntik lalu menyuntik pasiennya.

Tampaknya kedekatan emosional mereka dengan dokter sudah tertanam sejak dini.  Trenyuh memang.


Kunjungan kali ini memang singkat saja, namun ada doa dan harapan yang kami sematkan disana.  Semoga kehadiran Rumah Kita dapat sedikit meringankan penderitaan anak-anak tak berdosa ini.  Lekas sembuh ya adik-adik, supaya kalian bisa lekas kembali ke rumah masing-masing.  Amien.



Adalah Helping Hands Project, sebuah wadah komunitas nirlaba yang tahun ini kembali menggalang aksi sosial, dimana salah satu misinya ialah memberi bantuan dana bagi keberlangsungan hidup Rumah Kita.  Tentu saja niat ini takkan terlaksana tanpa sumbangsih dari rekan-rekan sekalian.



Silakan klik disini jika anda hendak berpartisipasi dan mendapatkan informasi lebih lanjut.

Uluran tangan dari kita semua tentunya dapat memberi secercah harapan bagi mereka semua.  Semoga.


9.2.10

Cita-Citaku | Guru

S

SDN Sukamanah terletak di desa Sukamanah, Cigombong, Bogor.  Kami harus masuk melalui gang kecil sejauh kurang lebih 200m dari jalan aspal terdekat melewati rumpun bambu dan tepian sawah sebelum tiba di lokasi.

Secara umum kondisi bangunan sudah memprihatinkan.  Sejak berdiri tahun 1981, sekolah ini baru satu kali saja mendapat renovasi dari pemerintah.  Bahkan kini jika hujan deras datang, pihak sekolah harus membubarkan kelas, karena kuatir kondisi atap dan langit-langit yang rapuh malah membahayakan para murid.

G

Guru-guru yang kami temui tampak ramah, bahkan berkesan pasrah.  Sudah banyak janji bantuan mengalir namun belum ada yang terlaksana.  Seorang guru honorer yang sudah belasan tahun mengajar di sana pun sudah pasrah akan statusnya.

Namun anak-anak yang bersekolah di sana tak tampak hilang keceriaan.  Mereka cuma tahu bahwa dengan bersekolah disini berarti mereka bisa belajar dengan bimbingan guru-guru yang baik hati, dan bermain dengan teman-teman yang mengasyikkan.  Kondisi sekolah tampaknya hanya menjadi aspek kesekian bagi mereka.

Lihatlah Reni dkk.  Walaupun sebagian besar masih tampak malu-malu, namun kami dapat merasakan antusiasme mereka.  Mungkin di mata mereka sosok gurulah yang paling dekat di hati, sehingga ketika ditanya apa cita-cita mereka, semua kompak menjawab: "Guru!"

Atau jawaban polos Siti ketika ditanya tentang kesiapan ujian:
"Kamu sudah siap ujian?"
"Siap."
"Siap apanya?"
"Siap ngisi."

Ah, keluguan anak-anak ini memang menggemaskan.  Apapun harapan & impian mereka semoga tak terhalang oleh kondisi sekolah saat ini ataupun kurangnya sarana pendukung lainnya. Adakah di antara kita tega melihat cita-cita mereka pupus?


Adalah Helping Hands Project, sebuah wadah komunitas nirlaba yang tahun ini kembali menggalang aksi sosial, dimana salah satu misinya ialah memberi bantuan dana & prasarana bagi anak-anak SDN Sukamanah.  Tentu saja niat ini takkan terlaksana tanpa sumbangsih dari rekan-rekan sekalian. Silakan klik disini jika anda hendak berpartisipasi dan mendapatkan informasi lebih lanjut.

Uluran tangan dari kita semua tentunya dapat memberi secercah harapan bagi mereka semua.  Semoga.