15.12.09

Djokdja | Hari Doea



ITINERARY alias rencana perjalanan memang disusun untuk diubah ;p
Seperti hari ini dimana agenda berganti formasi.  Rencana awal adalah menyusuri koridor pantai selatan sepanjang Ngobaran-Ngerehan-Baron-Kukup-Krakal-Wediombo.  Namun karena satu dan lain hal tujuan pun berpindah haluan, kronologisnya kira-kira seperti ini:


1]  Karunia

atau biasa disebut juga Kurnia, adalah nama hotel pindahan kami yang terletak di jalan Sosrowijayan.  Alasan kepindahan dari Prawirotaman ke kawasan ini cuma satu: lebih dekat dengan peradaban (alias keramaian Malioboro).


2]  Tamansari

ialah lokasi bersejarah lokasi pemotretan pertama hari ini.  Situs ini dahulu adalah tempat tetirah/pemandian kaum bangsawan.  Banyak spot cantik disini, lokasinya pun unik karena membaur dengan perumahan penduduk.  Jangan bayangkan perkampungan kumuh ibukota, karena perkampungan disini sungguhlah apik, resik, dan sangat kental akan budaya Jawa.


3]  Gudeg Yu Djum

ialah tempat kami makan siang di jalan Wijilan, sebuah kawasan yang lebih dikenal sebagai kampung gudeg.  Kami datang jelang tengah hari, karenanya banyak menu yang sudah habis (idealnya memang datang pagi-pagi biar dapat suguhan lengkap).


4]  Mirota & Vredeburg

ialah nama dua spot menarik di Malioboro.  Pertama adalah toko oleh-oleh, kedua adalah benteng perdamaian peninggalan jaman Belanda.  Kami hanya singgah sejenak disini sambil menanti kedatangan teman-teman dari Magelang (Moy, Nung, Mima).


5]  Parang Kusumo

ialah pantai sunyi dengan gurun pasir berundak-undak.  Letaknya tak jauh dari pantai Parang Tritis.  Sayang cuaca yang kurang bersahabat saat itu membuat kami tak bisa memburu gambar sepuasnya, padahal gurun pasirnya demikian menggoda.


6]  Ratu Boko

ialah puing-puing istana megah peninggalan abad ke-8.  Situs ini pun terkenal akan pemandangan sunset-nya yang spektakuler.  Kami termasuk pengunjung terakhir disana, dan karenanya tak sungkan berfoto spektakuler ala kami sendiri *sambil loncat-loncat*


7]  Prambanan

ialah lokasi yang dipilih tuk gala dinner ala buffet.  Terbayang suasana makan malam nan cantik berlatar belakang candi Prambanan berhias tata cahaya megah.  Sayangnya, meja terbaik di sana sudah fully-booked, sedangkan duduk di lokasi outdoor tak memungkinkan karena gerimis menderas.  Dengan berat hati kami pun berpindah haluan.


8]  Phuket

ialah nama restoran Thai tempat kami berjaya menyantap makan malam hebat dengan harga bersahabat.  Lokasi yang kami sambangi malam itu terletak di jalan HOS Cokroaminoto.  Tom Yam Seafood jadi menu favorit.  Inilah kali pertama di Jogja saya mampu menyantap habis makanan di piring tanpa rasa mual lagi.


9]  Nav

ialah tempat cuap-cuap berkaraoke.  Awalnya kami iseng membuntuti mobil teman kami karena hendak mencari tahu dimana tempat tinggal Mima, lalu niat mau "dadah-dadah" begitu ia turun mobil.  Tapi beruntung Mima masih dilindungi olehNya, karena kami keburu menemukan tempat karaoke satu ini.Beragam lagu dinyanyikan, dan saya terkekeh-kekeh sendiri karena menemukan banyak judul lagu ajaib di database: Makan Darah (Rita Sugiarto), Siksa Kubur (Rimba Mustika), hingga Tragedi Tali Kutang (Kabul & Dhiah S.)


10]  Prada

ialah tujuan terakhir menghabiskan malam metropolis.  Kami tak berbelanja tentu saja, karena Prada ini bukan nama butik mahal, melainkan nama kedai lesehan sederhana di dekat jalan masuk Sosrowijayan, Malioboro.  Saya menyebutnya kedai bersahaja, dan karenanya memesan mie rebus bersahaja dan teh panas bersahaja.  Duhai, nikmat bersahaja pun!




Itinerary memang bisa diubah, namun sepanjang dijalani dengan sukacita maka tiada yang terasa sia-sia.  Camkan itu!

:)

11.12.09

Djokdja | Hari Satoe


DINI hari sekali dengan muka-muka rata kami sudah bergerak menuju bandara
t u k
mengambil penerbangan pertama ke Yogyakarta
d e m i
menunaikan hajat liburan akhir pekan.


Syahdan, setibanya di kota tujuan, kami segera meluncur menuju beberapa lokasi berikut:

1] Cristalit

ialah nama hotel tempat kami menginap di kawasan Prawirotaman. Kondisinya standar aja, dan lokasinya yang agak jauh dari Malioboro membuat kami memutuskan tuk pindah esok harinya ke kawasan yang lebih dekat yaitu di kawasan Sosrowijayan.



2] Ullen Sentalu


alias museum sejarah budaya Jawa di kawasan Kaliurang, sebelah utara Jogja. Museum ini indah dan layak dikunjungi, arsitekturnya megah dan menyatu dengan alam, atmosfernya sejuk, koleksinya unik dan berharga, termasuk di antaranya informasi tentang silsilah kesultanan Surakarta & Yogyakarta.

Sayang kami tak diizinkan mengambil gambar selama berada di dalam museum. Namun niscaya, sekeluarnya dari Ullen Sentalu, kau akan merasakan keterpesonaan sendiri akan agungnya budaya Jawa, dan tak sabar tuk membaginya dengan rekan kerabat.



3] Borobudur


alias candi Buddha terbesar di dunia. Tak perlu penjelasan apapun lagi tentang candi ini. Kecuali satu, ini adalah kunjungan perdana saya! Hip hip hore!
*cium tanah*



4] Jejamuran

ialah restoran yang menyajikan menu serba jamur. Rasanya ENAK-ENAK-ENAK! Rendang jamur, ENAK! Sate jamur, ENAK! Sop jamur, ENAK! Sayangnya saya kena jackpot di kamar mandi akibat telat makan (bayangkan, kami baru makan siang menjelang maghrib, wkkkk!). Akibatnya makanan tadi keluar semua tak ada yg masuk lambung secuil pun T_T



5] McDonald's

ialah restoran cepat saji yang memenuhi hasrat kami akan dahaga MSG. Sebenarnya lawatan ke sini hanya untuk membeli bubur ayam untuk saya makan (secara tak ada sesuap pun makanan yang masuk ke lambung sejak siang). Usai ngebubur, teman-teman yang lain hendak makan di KFC. Tapi apa daya restorannya keburu tutup, sehingga mereka pun harus cukup puas menyate kambing di dekat hotel.



Kami tutup hari itu dengan kelelahan tiada tara, namun hati membuncah sukaria.  Tak sabar nantikan esok.  See you soon!


30.11.09

Aku & Cow

ALKISAH berkunjunglah kami ke sebuah peternakan sapi perah di kaki gunung. Terletaklah ia di sebuah lembah di ceruk bukit, dimana rerumputan masih kuasa tumbuh tinggi dan air sungai masih menggeleguk deras. Ialah tempat dimana saya akhirnya putus kontak dengan peradaban (indikasinya ialah sinyal ponsel yang hilang total ;p).

Namun saya senang-senang saja berada di sana, karena kebetulan saya adalah penyuka sapi (baik dalam bentuk utuh, replika, ataupun hidangan!).
Senangnya bagaikan haus bertemu air, bagai pegal bertemu pijat, bagai alay bertemu kangen band, bagai monyet bertemu pisang, bisa bikin loncat-loncat.

Lesson of life:

..bahwa pedet itu nama lain dari anak sapi

..bahwa sapi perah betina itu bertanduk

..bahwa sapi perah betina itu pipis berdiri (eh semua hewan juga kali ya, tapi yang jelas baru kali pertama itulah kami melihat cewek pipis berdiri tepat di hadapan kami!)


Trims buat Nto, Dhit, Moel yang udah nemenin maen ke kandang sapi! Next time ikutan merah susu ahhhh ;p

11.11.09

A Day With Reza & Schatzi

Hari itu cerah, saya gerah, dan kedua kawan saya muncul memerah.  Semangat kami membuncah.  Misi kali ini ialah menjelajah pelosok kaki gunung Salak, demi keperluan survei sebuah proyek sosial.  Senangnya dapat keluar dari rutinitas harian dan kembali menikmati ijo royo-royo alam bebas.

Bagai James Nachtwey tengah meliput daerah konflik, saya pun menyiagakan kamera dalam perjalanan, siap memotret apapun yang tampak layak diabadikan.  Selain pemandangan yang indah (ada tebing, sawah, sungai, lembah, gunung, dll), juga saya jumpai banyak penduduk setempat yang ramah, murah senyum, dan penuh rasa ingin tahu meski sedikit pemalu.

















Di ujung desa terakhir, barulah kami menjumpai
tak seorangpun melainkan jalan tanah yang penuh ditumbuhi ilalang.  Tapi jangan kaget jika di ujung peradaban ini masih kau temui banyak pintu gerbang besi dimana villa-villa megah tersembunyi.

Jika tak ingat tugas, dan tak ingat waktu, ingin rasanya kami menyusuri jalan tanah ini hingga ujung akhir.  Suasana alam liar yang indah ini rasanya sayang tuk dilewatkan.  Ah, tugas yang cukup melelahkan namun menyenangkan.  Terlebih bagi saya yang dapat leluasa menghirup udara segar pegunungan.

Selain itu saya juga berkesempatan mengenal lebih dekat Reza dan Schatzi, yang menjadi porter kami saat itu.
Reza, yang memanggul beban 70 kg, tampak masih canggung dan malu-malu.  Beda halnya dengan Schatzi, yang gagah perkasa karena meskipun bebannya jauh lebih berat, namun tampak sigap dan mumpuni.
Well, ada kalanya pada saat tanjakan curam, Schatzi yang tampak kepayahan.  Namun saya kerap menyemangatinya sambil berseru: "Satu enam lima!  Satu enam lima!  Satu enam lima!"  Hasilnya bisa ditebak, dengan atau tanpa teriakan saya, Schatzi tetap harus didorong naik.  Wkkkk!



















Hari sudah merambat petang ketika kami kembali turun gunung.  Hujan mulai turun
saat kami kembali menjumpai kemacetan jalan raya.  Namun penat dan lelah sudah tak kuasa mengalahkan hangat hati kami karena telah sejenak bercumbu dengan alam.  Walau sekejap sahaja.





note #1
Jikalau bermotor jarak jauh (walaupun cuma dibonceng) mestilah sedia jaket & helm, otherwise kaos putih cemerlangmu kan berwarna putih tua, serta muka bakal coreng moreng dan mata kelilipan melulu kena debu & asap knalpot (terutama jika kau melintasi jalan raya Bogor-Sukabumi yang sepadat jalur Pantura namun sesempit pematang sawah).


note #2
Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa saya berseru "Satu enam lima!" berkali-kali pada saat Schatzi tak kuat menanjak.  Pertama, karena itu adalah total beban yang harus dipikul oleh Schatzi (yes baby, it's 165 kg! can you imagine it?).  Kedua, karena saya tak mau memikirkan seruan lain yang lebih baik.  Nyiahaha!


note #3
Teknik memerah susu sapi: pakailah pelicin agar puting sapi tak lecet, lalu tariklah puting tsb hingga susunya keluar habis hanya dalam satu sentakan.  Harus habis, kalau tidak si sapi akan kesakitan, dan menamparmu dengan buntutnya.  Mungkin sakitnya seperti pipis yang tak tuntas.
*obrolan OOT pada saat survei, namun bagi saya cukup penting tuk dibagi di sini *


13.10.09

Balinesia | Going South

Menjamah selatan Bali tak ubahnya menjumpa kawan lama.  You know what you get, and sometimes you get surprises.
Seperti halnya ketika mendengar nama Nusa Dua.  Ah, tempat yang populer, dan lokasinya sudah dikenal betul.  Tapi bagaimana dengan pantai Geger?  Hmm, mari cari tahu.

Pantai Geger terletak menyempil di kawasan Nusa Dua.  Berkendaralah sepanjang jalur
menuju hotel Nikko, sampai kau temui sebuah pertigaan dengan plang "Geger Beach" menunjuk ke sisi kiri.  Mudah sahaja, namun tak banyak wisatawan lokal yang mengetahui tempat ini. 


Retribusi masuk cuma dua ribu rupiah per mobil, dan yang kau dapatkan adalah pantai pasir putih dan laut biru tosca.  Kursi-kursi malas berpayung putih tampak berderet rapi sepanjang pantai.  Semua pengunjungnya 'bule habesss', kecuali kami yang berkulit coklat eksotis ;p
Ah, jika saja tak ada bendera merah putih berkibar di salah satu tiang, mungkin rasanya seperti sedang leyeh-leyeh di pantai Bora Bora!

Kunjungan berikutnya adalah pantai Padang Padang, namun karena satu dan lain hal, kami ubah haluan ke pantai Dreamland.

Siang itu matahari sedang garang.  Para keturunan kaukasia tampak menguasai pasir pantai.  Kebanyakan mereka malah terlena dengan hanya sehelai dua helai penutup tubuh sahaja.  Lalu dimanakah para turis lokal?


Lihat saja di bawah keteduhan karang, disanalah mereka bersembunyi dari sengatan siang (ya, termasuk kami, tentu saja :)). 


Panas terik membuat kami tak berlama-lama di Dreamland.  Atas info seorang teman, kami pun beranjak menuju Puri Bali Nyang Nyang, sebuah kawasan tetirah yang terletak di tepian tebing curam Uluwatu.  Konon kita bisa berenang-renang cantik di kolam renang infiniti-nya sambil menikmati sunset dari atas tebing.

Namun rencana kami harus ditunda.  Kehadiran turis oriental yang jumlahnya puluhan orang saat itu terpaksa menyurutkan niat kami.  Lagipula kolam renangnya tampak agak kotor.

Meski begitu kami tak kapok datang kesini, karena semestinya Nyang Nyang punya keindahan tersendiri, apalagi jika rumput sedang hijau dan langit sedang biru.  Pasti cantik nian!



12.10.09

Balinesia | Going East

Pesisir timur Bali adalah pantai dengan pasir legam, koral indah, dan berlatar belakang  gunung Agung nan sungguh agung.  Cobalah duduk diam di pesisirnya, kau cuma akan mendengar desau angin, hempas ombak, dan kesunyian.


Tulamben dan Amed adalah dua tujuan utama.  Tempat ini dapat ditempuh selama 2 jam perjalanan darat dari Ubud atau Denpasar.  Kedatangan kami kali ini disambut oleh kering kerontang perbukitan dan pepohonan, dimana awan hujan cuma sekedar lewat dan lewat tanpa tumpah.  Nuansa kuning kecoklatan berpadu koral hitam.  Gersang namun indah.

Tanjung Jemeluk di Amed adalah salah satu spot snorkelling favorit.  Tak perlu bayar tanda masuk atau sewa perahu, lempar saja bajumu ke pasir, masuklah ke dalam air.  Voila!  Terumbu karang aneka bentuk dan ikan laut aneka warna kan memanjakan matamu.  Dan saya berani bilang inilah salah satu spot snorkelling terindah yang pernah saya datangi.

Sepanjang pesisir Amed terdapat banyak resort yang juga menyediakan fasilitas snorkelling dan diving.  Tak banyak turis disini, dan wisatawan lokal yang berkunjung saat itu ya cuma kami sendiri.


Tulamben sendiri khususnya lebih dikenal sebagai surga diving.  Di antaranya bahkan terdapat situs kapal karam dari Perang Dunia II.  Selain itu topografi pesisir Tulamben yang berbukit dan berkarang pun menjadi nilai tambah tersendiri.

Perjalanan menuju/dari pesisir timur Bali itu sendiri cukup memesona.  Jangan lupakan perbukitan karang di Karangasem,  pesisir indah di Candidasa, atau singgah sejenak di laguna biru Padangbai.
Ada pula istana air peninggalan raja-raja, atau lebih dikenal sebagai Tirta Gangga.  Terletak di desa Abang, Karangasem, lokasinya cukup sejuk dan permai, dan situs ini sungguh indah menawan.  Cocok tuk foto romantis ;p


Pesisir timur Bali tlah kami tahbiskan sebagai tujuan liburan favorit.  Jika kau cari  keindahan dan kedamaian, maka pergilah ke timur.  Kami jamin.


24.8.09

Jelajah Krakatau

Canti, Lampung selatan, sabtu pagi yang mendung.  Setelah perjalanan panjang menyusuri rute Kampung Rambutan-Merak-Bakauheni, akhirnya kami tiba jua di desa bernama Canti ini.  Pelabuhan kecil itu sunyi.  Titik gerimis turun dari langit kelabu.  Bahkan kamera kami pun cuma menangkap gradasi hitam putih saat itu.

Namun cuaca suram tsb tak menghalangi kami tuk mengangkat sauh dan melarung lautan.  Krakatau sudah memanggil kami.  Memang perahu kami sempat terombang-ambing oleh gelombang, namun saya yakin selama nahkoda dan awak kapal bersikap santai, artinya tak ada yang perlu dikuatirkan.  Kiat saya tuk menolak mual adalah dengan memandang lepas ke kejauhan.

Larik-larik cahaya mentari mulai muncul ketika perahu memasuki perairan Sebuku.  Tak pernah kami begitu mensyukuri nikmat hangatnya sinar sang surya seperti saat itu.  Gelombang mulai reda, dan mendung pelahan berlalu.  Alhamdulillah!  Hadirnya mentari menampilkan kembali warna-warni biru kehijauan lautan.

Kami singgah sejenak di pulau Sebuku Kecil.  Tanpa ragu semua segera terjun ke air, dan berenang menepi ke pantai berpasir putih nan indah.  Hilang sudah semua penat dan mual.

Puas menikmati Sebuku Kecil, pelayaran pun berlanjut menuju pulau Sebesi.  Disinilah penginapan kami berada.  Ialah dua buah rumah yang masing-masing berupa ruangan lapang dan diisi oleh jejeran kasur yang diletakkan berhadapan, tak ubahnya barak asrama.  Tapi kami menyukainya.

Usai rehat sejenak, penjelajahan kembali dimulai.  Sebagian kami mulai menyusuri jalan desa yang berdebu, memasuki perkampungan di pulau Sebesi, menengok pabrik minyak kelapa, hingga muncul kembali di tepi pantai.

Sore hari kami berkunjung ke pulau terdekat, yaitu Umang-Umang.  Keindahan dan kesunyiannya laksana pulau pribadi.  Pasir putih, pasir kerang, lautan jernih, terumbu karang, hingga bebatuan yang tegak menjulang sungguh memanjakan hasrat 'back to nature' kami, tak lupa naluri 'narsisme' pun tersalurkan.
Total sudah ada 206 foto di kamera saya hari itu, belum ditambah foto dari 15 kamera lainnya :)

Malamnya kami sudah masuk kamar pukul 20:30.  Ya, kami, anak-anak hedonis metropolis, sudah rebah di kasur masing-masing tepat pukul setengah sembilan di malam minggu di pulau eksotis ini.
Jangan bilang t-e-r-l-a-l-u.  Kondisi tubuh yang kecapekan akibat perjalanan panjang malam sebelumnya ditambah aktivitas seharian tadi, membuat kami satu persatu terlelap tanpa banyak kata lagi.

Esoknya, pagi-pagi sekali kami sudah kembali berlayar, tujuan kali ini adalah Krakatau.  Sungguh menakjubkan betapa saya akhirnya jadi juga mengunjungi situs vulkanis legendaris tsb.

Jadi pada jaman prasejarah tersebutlah sebuah gunung yang dinamai Krakatau
Besar di pulau Rakata, yang pernah meletus dahsyat dan meruntuhkan 2/3 dari gunung tsb.  Aktivitas vulkanis kemudian memunculkan dua buah pulau, Danan dan Perbuatan.

Pada 27 Agustus 1883, terjadi lagi ledakan dahsyat Krakatau.  Letusan ini melegenda karena bunyi ledakannya terdengar hingga Australia dan debunya menjelajah dunia.  Ia pun masuk dalam kategori super-volcano skala 7.
(Pssst, mau tahu skala 8? Rekor ledakan super-volcano terdahsyat selama 25 juta tahun terakhir tetap dipegang oleh Indonesia, tepatnya letusan gunung Toba purba, yang kawahnya masih tersisa berupa danau Toba yang sekarang.  Efeknya saat itu mempercepat jaman es dan efektif mengurangi populasi manusia prasejarah hingga tinggal 10 ribu jiwa saja).

Anyway, letusan terakhir Krakatau pada 1883 ini menyisakan sedikit saja pulau Rakata, sedangkan pulau Danan dan Perbuatan musnah.  Periode 1920an, aktivitas vulkanis memunculkan sebuah pulau baru, Anak Krakatau.

Dan kini, perahu kami melaju mendekatinya.  Puncak Anak Krakatau tampak tenang dan syahdu.  Tapi siapa sangka begitu satu persatu kami mendarat di pesisirnya, ia mulai meletup-letup lagi.  Waaaaah, semua terpesona melihatnya.

Sayang aktivitas letupan yang terlalu aktif tak memungkinkan kami tuk mendaki hingga ke puncaknya.  Kami harus cukup puas mendaki hingga dindingnya saja.  Tiap kali ada letupan semua orang bersorak sorai, dan sibuk berfoto-foto.  Kapan lagi ada letupan gunung berapi dan kami malah bersukaria di bawahnya.  Sungguh pengalaman unik yang tiada tara.
    
Dari Anak Krakatau ini kami pun sempat memandang pulau Rakata dimana gunung Krakatau yang asli berada.  Ia menjulang tinggi angkuh, setengah bagiannya hanya berupa jurang terjal yang menjorok ke laut.  Diamnya sungguh bagai misteri di mata saya.

Kegiatan kami berikutnya adalah snorkelling di legun Cabe (pardon, is it Chilli lagoon in English?).  Lokasi tepat berada di pesisir pulau Rakata.  Pemandangannya sungguh indah, baik di dalam ataupun di permukaan laut.

Puas menikmati legun Cabe, kami pun berpindah ke pulau Panjang.  Ragam aktivitas dilakukan di sini.  Ada yang mendaki tebing terjal menuju goa Jepang, ada yang snorkelling, ada yang foto-foto, ada yang menyusuri pantai sambil curhat, ada pula yang berenang-renang sambil ngomongin yang lagi curhat sepanjang pantai, hehehe.

Oya, saya pun sempat mengikuti survival tips di pulau, yaitu mengais-ngais pasir mencari kerang/remis untuk dimakan.  Awalnya sulit, tapi lama-kelamaan kau akan terbiasa, jari-jarimu yang akan mencari sendiri dimana kerang/remis berada.  Lumayan, hampir satu tupperware penuh kami dapatkan dari hasil mengais-ngais pasir tadi. 

Jelang sore kami pun tiba kembali di pulau Sebesi.  Sebagian melanjutkan bermain air di pantainya, bahkan ber-snorkelling di sisi dermaga.  Sayang waktu tak mengijinkan kami tuk kembali menyeberang ke pulau Umang-Umang.  Gelap tlah datang, tiba saatnya tuk kembali ke penginapan.

Total foto yang saya ambil hari ini berjumlah 226 saja, belum ditambah foto dari 15 kamera lainnya :)

Esoknya, hari terakhir liburan kami, di pagi 17 Agustus 2009.  Kami serentak mengadakan upacara bendera di tepi pantai.  Awalnya gerimis cukup lebat, cuaca kembali abu-abu, namun tak menyurutkan semangat kami tuk memperingati hari kemerdekaan RI.  Upacara bendera berjalan khidmat, dan menghibur.  Dari kami, untuk kami, demi negara tercinta.

Gugusan Krakatau kami jelajahi sudah.  Pesonanya takkan lekang, dan kenangannya takkan hilang.  Indonesia, I love you full!





credits
Terima kasih tak terhingga tuk semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya liburan ini, langsung ataupun tak langsung...

Oya, foto yang saya ambil di hari terakhir cuma 232 saja, belum ditambah foto dari 15 kamera lainnya :) 

19.8.09

Merah Putih | Sebesi

17 Agustus 2009 ini kami lewatkan di pulau Sebesi, Lampung.  Pagi itu hujan gerimis, namun tak menyurutkan tekad bulat kami tuk melaksanakan upacara bendera memperingati hari kemerdekaan RI di sana.

Semua peserta trip Krakatau kali ini turun menjadi pelaksana sekaligus peserta.  Gladi resik dilaksanakan malam sebelumnya.  Riuh rendah kami menentukan urutan acara bendera yang sesuai tata laksana.  Sinyal selular yang minim pun tak membuat kami jera tuk mencari info yang tepat guna dari dunia maya.  Semua berhasrat sama besar tuk menyukseskan upacara bendera ini.

Akhirnya, ketika pagi itu bendera merah putih berukuran 4x2 m berkibar dilatarbelakangi gunung Sebesi dan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, tak berlebihan jika kami semua larut dalam semangat kebangsaan yang tinggi.  Pengalaman menjelajah Krakatau dan sekitarnya sungguh membuat cinta kami bertambah pada Indonesia.

Merdeka bagi kami adalah kebebasan tuk menyintai Indonesia Raya sepenuh hati.
Merdeka!



5.8.09

C h e r i b o n

Dahulu (o well, setidaknya sampai minggu lalu) jika saya ditanya apa yang terlintas dalam benak tentang Cirebon, maka jawabannya pasti seperti ini: panas/kota udang/Dewi Yull ;p

Akhir pekan kemarin saya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang dahulu dalam bahasa Inggris bernama Cheribon itu, dan kesan yang saya dapatkan sungguh di luar pandangan sempit saya tadi.


Cirebon sungguhlah dapat memesona saya dan teman-teman.  Campuran budaya Sunda, Jawa, Melayu, Cina, India, Arab, hingga Eropa membaur cantik di sini, baik dalam hal sejarah, arsitektur, fashion, hingga ragam kulinernya.

Jangan tanya bahasanya.  Jangan.  Karena saya memang tak mengerti.  Walau Cirebon masih termasuk dalam propinsi Jawa Barat, namun bahasanya bisa dibilang campuran Sunda-Jawa. 
Mendengar orang Cirebon berbicara dengan sesamanya sungguh membuat kami bagai orang British ningrat yang baru kali pertama mendengarkan orang berlogat Singlish.
No, no, ini bukan pandangan rendah.  Ini cuma ungkapan betapa Cirebon kaya akan budaya
hingga bahasanya pun berbeda sendiri.

Cirebon memang panas, baik dalam arti sebenarnya ataupun sekedar kiasan.  Namun keindahan pesonanya memang cantik tah!
Beberapa situs menarik yang kami kunjungi selama disana antara lain:

[1] stasiun kereta api Cirebon
Peninggalan bangunan jaman Belanda yang masih berfungsi dan terawat baik.


[2] situs Sunyaragi
Alias water palace, tempat dimana dahulu keluarga kesultanan menyepi/beristirahat.  Sangat mengagumkan betapa mereka dulu sudah menguasai teknik membuat air terjun dan sirkulasi pendingin udara dengan air.  Di sini terdapat pula makam Cina kuno yang konon adalah peristirahatan terakhir laksamana Cheng Ho yang legendaris itu.  Oya terdapat pula dua buah pintu gaib yang dahulu kabarnya menghubungkan istana air ini dengan negeri Cina dan tanah suci Mekkah. 


[3] obyek wisata Cibulan
Terdiri atas kolam renang berair jernih dan dingin, yang didiami oleh ratusan ikan Dewa, yang besarnya nyaris sebesar bayi manusia.  Penduduk sekitar banyak yang berwisata dan mandi-mandi di kolam ini, meski kami tak tertarik untuk mencobanya.  Di samping kolam terdapat pula telaga alam dan tujuh mata air alami yang kerap dijadikan tempat sembahyang.


[4] keraton Kanoman
Kebanyakan menampilkan peninggalan Sunan Gunung Jati.  Bangunan luarnya berkapur putih (dulu berwarna merah jingga).  Hal yang menarik adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding di semua keraton di Cirebon.


[5] keraton Kasepuhan
Didominasi warna merah bata untuk bagian luar, dan putih untuk bagian dalam.  Ada banyak spot bagus untuk pemotretan disini, meski banyaknya wisatawan kerap mengganggu kekhusyukan memotret ;p


[6] kota tua Cirebon
Termasuk di dalamnya adalah gedung Bank Indonesia, dan PT BAT Indonesia, semuanya merupakan peninggalan bangunan jaman Belanda yang masih terawat baik.


Sebenarnya masih banyak lokasi lain yang patut dikunjungi, namun apa daya waktu berbatas.  
Kami pun meninggalkan Cirebon dengan khazanah baru akan ragam budaya Indonesia tercinta, ditambah perut yang membuncit, bagasi over kuota dengan terasi & kerupuk udang, dan sekontainer batik Trusmi khas Cirebon yang melegenda ;p

Jujur, Dewi Yull sama sekali tak ada lagi dalam benak ;p



all pictures in this album are copyrighted by duaBadai 2009.  allrights reserved.

1.7.09

Mejiku Thai

ada banyak warna merah-jingga-kuning di mata saya
saat kaki melanglang kota di bawah langit thai

keindahan terserak dalam rangkum kenangan
takkan lekang karna jadi candu jiwa




*simak kisah lengkapnya disini*

17.6.09

Pramukarama

JIKA pada 'Pramukata' saya berkisah banyak tentang trip ke pulau Pramuka, di album ini biarlah para peserta trip lainnya yang berbicara.  Kompilasi testimonial ini murni apa adanya tanpa editan [in alphabetical order].

Nikmati pula suguhan pepotoan cantik dari kami.  Enjoyyyy :)



a z
Jika kita membayangkan pantai yang bening, air yang tenang, langit biru, awan putih, terumbu karang, dan segelas cola dingin, yang terlintas mungkin adalah duduk diam dan menerawang. Rileks. Melepas penat.

Maaf, tapi kami adalah selebritis. Hantu foto yang bergentayangan di depan lensa. Makhluk bipedal berbahan dasar karbon yang memiliki neuron narsistik sangat aktif. Sedikit kompetitif. Sangat energetik.


b o
aku sukaaaaaaaa banget, laut biruuuuuuu, brenang sepuasnya, seafood sebanyaknya, rebutan kerupuk ikan, trus seneng bisa dipoto banyak2 sama aldi yang baik hati


c i t
tripnya seruuuuu!!
misi gue berangkat adalah untuk mencoklatkan kulit yang seperti kertas ini (ketawan abis keseringan dalem kantor, nggak pernah pepanasan) tapi ternyata meski dah jemuran kayak ikan asin, tetep aja kalah item sama yg laen .. cuh!
*lirik yeyen dan norman*
amazing beaches, quite-okay-underwater, hillarious travel mates, ditambah foto-foto keren berkat sejembreng fotografer yang ditenteng dari Jakarta dan Palembang - komplit deh paket liburannyah!! mwhahahahaha!


d h i e
ehm, perjalanan kmaren asik bgt. Walopun baru pd kenal, tp kaya dah kenal seabad. Dari rencana cm 12 org, akhrnya jd 18 org. Smpt bikin was2 tkut g kebagian pnginapan. Tp trnyata msh bs.
peserta trip kebanyakan 'horree', jd tripnya rame.
Dimulai ngumpul jam 6 di angke, tp tetep adaaa aja yg ngaret.. Yg dua org karena nyasar yg 7 org emg telat, hadoooh.. *lirik yg 7 org :p*
jadwal kapal brgkat jam 7 sih, tp klo dah penuh belum jam 7 pun dah brgkt. Kontak p'kapten minta tggu 7 org lg. Lupa euy, harusnya yg telat mnta maaf sm org2 st kapal yaaa?? Bwahahaa...
Kegiatannya cukup sesuai dg itinerary. Walopun ga kaku. (bnr ga sih? Or..).
Psrta trip asik2, saling mmberi semangat, membantu n tetep saling cela :D (itu yg bikin dkt)
ada yg tdnya takut sm sekali buat nyebur, akhrnya bisa jg dlepas sndiri.
Pastinya nambah temen.. Dmulai dr dirimuh, kirain cicing ga taunyaah, bawel jg. Jg omYud, bawel, iseng, tapi ga tega ma tukik yg dilepas ke alamnya. omBolang, lutcu. Mas inu, yg beneran kalem kayana, tp sekalinya nyela, ampun DJ.. Norman, musuh bgt ma eca. Tp klo mereka g berantem sepi ya? Azhar, yg suka m'candid. Army, yg diem2 bawel jg. Umar, yg beneran 'agak' diem, sama ky mb' rahmi kali yaa. Piyik, kecil2 dahsyatt klo dah mendangdut.. Citra yg kompak bgt ma yeyen n tetep selalu cerah ceria. Yenceu, ini nih yg gada matinya. Top lah..
Ah, jd malah ngalor ngidul ini mah.. Teuinglah om, jd malah curcol neh. Maap ya kalo isinya banyakan curhatnya, heuheu..


e c a
hanya satu kalimat : AKU BAHAGIAAAAAA......banyak putugraper...ngga perlu pake kamer sendiri tapi tetep eksiiiiiiiiiiissssssssssssss


l u k i

"First trip to Pramuka. Kata kaosnya kang Bolang, an extraordinary "Dangerously Beautiful". Emang beneran
- cuantik..
- ciamik...
- Mak nyooss... *jadi laper*
.. Anyway.. banyak pengalaman pertama gw disana. Snorkeling ,hari pertama 3 teguk air laut, lumayan mengenyangkan juga.. *sigh*, hari kedua 'cuma' 1 teguk kok, udah mulai pengalaman sama yang namanya Snorkel. Bikin addicted ya ternyata, sampe2 gw nanya next trip ke ibu2 panitia, walaupun ke gunung pun, gw selalu tanya ada snorkeling session nya atau ngga. Haha.. Photo session nyah! ohmigod.. semuanya sejenis ternyata.. "Narcissus Phitecantropus".. Overall, saya puas dengan little vacation nya dengan temen2 baru yang semuanya menyenangkan. Gw mau kesana lagiiiiiiiiiiiiiiii... !! Walaupun kulit makin benar2 menghitam dan ampir mateng kebakar matahari... Muahahahaha... "


m a n
Gw malu sama BABU gw yang super RRIIBBEETTT dan kagak tahu diri...Udah tahu gw lagi liburan ama tamu2 gw ke PRAMUKA dan sekitarnya, eh dia (a.k.a BABU gw) maksa ikut!!!
Kelakuan babu gw selama di sana:
- NYOLONG KERUPUK tamu gw
- BRISIK sama tamu2 gw
- SOK KENAL ama tamu2 gw,
- ditambah BELAGU pengen jadi JURAGAN..padahal dia cuman BABU!!!"
Liburan kemaren menyenangkan..sangaaat menyenangkaaannnn....untuk tamu2 gw yang ikut liburan kemaren, tolong di lapangkan hati kalian dan berikan MAAF yang seiKHLAS-IKHLASnya atas kelakuan BABU gw yang AJAIB ;p


m a r
Waaah .. pas perjalanan pulang dari Pulau pramuka menuju Muara Angke, perahu habis dihantam ombak dari sebelah timur. Jadilah kami 'ajrut-ajrutan' selama dua setengah jam. Dalam hati "Kayaknya gak perlu naik tornado dan kora-kora untuk merasakan adrenaline rush, cukup naik perahu dengan tiket tiga puluh ribu ini"




n o e
Trip Pramuka ini memberi banyak pengalaman baru, teman-teman baru dan pemahaman baru. Baru sekali ini ikut 'trip hijau' dengan kesempatan ikut menanam pohon bakau, melihat penangkaran penyu sisik dan ikut melepaskan tukik ke pantai. Ikut snorkeling juga baru sekali itu. Biasanya cuma motret-motret aja. Nggak disangka, di dekat Jakarta masih nemu spot snorkeling yang cantik luar biasa!



n u r u l
satu kata It's so refreshing... pas berangkat.. pengalaman baru nyampe pelabuhan muara angke.. n pertama kali naik kapal kecil banget.. tp seninya disitu, nangkep hidupnya orang laut...
trus nanem bakau, nglepas tukik, kayak gave back program.. have fun n memberi ama alam... gw salut sama kecintaan kalian ama alam...
fotografer2 nya... heheheh, paling seru... pagi2 ngliat mas inu udah jalan2 sepanjang pantai bawa2 kamera.. jadi inget fotografer kantor yg dedikasinya itu lho... bawa kamera segede gaban kemana2... paling seru waktu liat pada motret bareng, dng gaya masing2... inget omongan yudi... semua punya cara masing2.. liat norman nungging.. liat kamu miring2, liat mbak rahmi jongkok2 ampe lupa kalau di bawahnya ada air... itu kegiatan paling alami yg gw rasain..
sesi pemotretan... cuma satu kata.. kalian gila semua... hahahhahahah.... belum pernah aku liat ada orang2 yg begitu nafsu difoto nglebihin paris hilton.... meski gw orangnya katanya pemalu or malu2in.. tp gw nikmatin jd model semalam...
hmhmhm.. snorkling... pengalaman yg gak gw luapain.. meski gw gak bs renang sama sekali... (tp skg pengin belajar)... yg gw rasain lepas semua beban.. I love flying... n itu yg gw rasaain pas ngapung di atas air... gw nikmati semua... jd pengin ke Lombok buat liat taman lautnya...


p i y i k
salam pramuka,..!! secara gw anak pramuka,.. makanya gw seneng bgt trip pramuka kemaren,..heheh *ga ngaruh juga sih,..lebay aja*,..
makasih bgt buat om2 n tante yg udah meramaikan suasana liburan bareng ini,..
om badai yg lucu,.. *qta senasib yupz,..ga bs tidur dikapal*
om Norman yg sekarang one pack,..
tante yenceu yg fotonya mungkin offset ditiap kamera yg ada,..hehehe TOP pisan lah tante,..
mom ricka yg udah momong aq,..mmuuuaccchh
kak eca yg tega menghabiskan kerupuk jatah aku *lebay lagi*,..
yg laen nyusul ya om,,..


r a h m i
kesannya asyik! bisa belajar snorkeling dan seseruan di laut. :)


r i c k a
meski sudah pernah ke P. Pramuka, tapi teman seperjalanan yang seru-seru bisa bikin pengalaman jalan kali ini beda dan lebih seru lagi ;)

nice destination trip + amazing friends = a tremendous journey!!!

udah kangen lagiiiii jalan bareng kaliaaaaaaaaan!!! T.T


r i n i
<rinnnn cek email dong rinnnn>



s e v i
2 hari bersama orang2 yang sangat menyenangkan, dengan birunya lautan dan keindahan bawah air yang begitu mempesona. Subhanallah....Mungkin di waktu dan tempat yang berbeda kita bisa bersama2 lagi mengagumi kebesaran Allah SWT.... Amien...



y e n
Karena 1 team hanya ber-18 orang saja, jadi comel2 antar kita bisa langsung ketauan, wah seru banget !! Gak cuma pemandangan mata saja karena gue bisa menikmati indah dan cantiknya laut negeri ini, namun friendshipness yang terjadi selama 2 hari kemarin, bikin aku ingin berpelukan teruuuuusssssssssssssssss... hehe.. *lebay* Satu hal lagi adalah : sekarang kulit gue coklat golden hasil tanning yang sempurna, jiii haaaaaaaa ;)))



y u d
Takjub sama Kebersihan Pantai Pulau Pramuka yang sekarang
Kalo ttg teman tripnya.... Asik
Bening lautnyahhh. Bangga sama Kesadaran Penduduk sekitarnya
diluar dugaan deh.. Pulau Pramuka yang aku kenal dulu
tapi sayang... terumbu karang yg dulu berlimpah dibagian depan pulau pramuka... sekarang hilang.... :(
Tapi upaya mereka membuat terumbu baru di selatan pulau panggang... patut diganjar jempol belom lagi usaha mereka membuat mangrove di timur pulau pramuka juga oke banged tapi ya itu tadi... ada bagian yang hilang juga ditimur pulau pramuka, yang dahulu adalah hamparan luas pantai dan Lamun... disinggahi banyak teripang, seagrass dan aneka softcoral lainnya hilang sudah toh kesadaran itu hadir karena kekhawatiran mereka akan abrasi...
terbukti dgn menyempitnya garis pantai... sehingga usaha mereka menanami degn pohon bakau sebagai barikade atau lapisan penahan abrasi
yang terwetkan aku adalah bagian selatan pulau pramuka
dimana dahulu aku melihat banyak terumbu karang juga, tapi kondisi kala itupun sudah membuat aku mengernyitkan dahi...
karena banyak para penagkap ikan hiyas yg menggunakan metode potassium sebagai alat membobokannya ikan ikan tsb, padahal efeknya buwat terumbu karang sangat tidak baekkk... alias mematikan terumbu karang


b a d a i

trip yang bikin gw kagum sama pesona laut Indonesia, nyandu kembali sama warna biru (tadinya sudah bergeser ke ijo elektrik), doyan sama kerupuk ikan (tapi musti ngalah sama Eca), takjub sama tas ajaib Az (ga pernah nyangka sama isinya: laptop, seperangkat kamera, kabel gulung, handuk pink gede, jas ujan, sprei, you name it!), tekad bulat tuk punya lensa wide (lirik mas Noe), suka sama perjalanan yang selalu bikin kita makin dekat satu sama yang lain, pokokna I Love RI dah!

19.5.09

Sepenggal Kamal

Akhir pekan beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengunjungi Rumah Singgah Anak Nelayan SUMBANGSIH di daerah Kamal Muara, Jakarta Utara.

Jangan tanya saya letak persisnya, tapi yang jelas daerah Kamal Muara ini letaknya tepat di pesisir utara Jakarta. Perjalanan kesana cuma memakan waktu sekitar 30 menit dari pintu tol Kamal. Meski dibelah oleh jalan tol dari/menuju bandara Soekarno-Hatta, dan tak jauh dari perumahan mewah Pantai Indah Kapuk, kondisi di sini sungguhlah jauh dari gemerlap ibukota.


Seperti daerah pesisir umumnya, banyak pedagang yang menjajakan hasil laut di tepi jalan. Sungai yang tak terlalu besar tampak dipenuhi oleh perahu-perahu nelayan. Ragam wajah penduduk dari berbagai daerah perantauan tampak berbaur disini.

Kami memarkir kendaraan tak jauh dari dermaga. Bau amis menyengat langsung menyergap hidung begitu turun dari mobil. Kepiting kecil dan rajungan banyak bertebaran di jalan, meskipun dalam keadaan mati. Kresss! Kresss! Demikian bunyinya ketika cangkang mereka terinjak oleh kami.

Karena kondisi gang yang dituju nyaris sama satu sama lain, kami sempat salah arah. Namun saya tak ada keluhan karena ada banyak moment unik terekam kamera. Banyak hal yang menarik perhatian saya, seperti rumah-rumah berbentuk panggung, tanah basah kehitaman, hingga tersedianya tempat sampah di setiap sudut (meskipun, somehow, tetap saja ada sampah yang berserakan).


Kedatangan kami di lokasi langsung disambut oleh tarian masal anak-anak nelayan. Tarian diawali oleh parade anak lelaki, disusul oleh anak perempuan. Musik yang mengiringi terdengar etnis, dan koreografi tariannya sungguh dinamis. Saya suka!

Usai tarian, kami pun berkumpul di padepokan Rumah Singgah. Berbentuk rumah panggung seperti yang lain, disinilah tempat para anak nelayan sekitar menghabiskan waktunya tuk bermain sambil belajar. Dan disini pula kami sekedar turut berbagi keceriaan bersama mereka.


Relativitas waktu terasa di tempat ini. Rasanya baru saja kami tiba di sini dan memulai permainan bersama ketika ternyata sudah tiba waktunya pulang. Indikasinya cukup jelas: air laut pasang.

Ya, terjawab sudah mengapa rumah-rumah di daerah ini berbentuk panggung. Setiap sore air laut pelahan menggenang dan membanjiri daerah ini, sehingga suasana malam hari sungguh bagai perkampungan di atas lautan. Tinggi air mulai dari tumit hinga betis, tergantung musim yang berlaku, dan mulai surut lepas tengah malam.


Siklus pasang surut harian yang sudah suratan alam ini tak menggoyahkan penduduk di Kamal Muara tuk tetap bertahan hidup. Setidaknya, tercermin dari keceriaan dan wajah sumringah anak-anak nelayan ini ketika melepas kepergian kami meninggalkan tempat tsb.

Rumah Singgah Anak Nelayan
SUMBANGSIH
Kamal Muara - JAKUT
Jl. Kamal Muara Pantai Rt 007/04 No. 09
Kp. Nelayan Kel. Kamal Muara
Penjaringan - Jakarta Utara 14470
021 710 19802

Special credit: C-Choir, pengelola Rumah Singgah, dan anak-anak Kamal Muara nan ceria

25.2.09

[HHP 2009] Kumpul Bocah

Helping Hands Project @ Panti Asuhan Murni Jaya, Cilincing, Jakarta Utara, 22 Februari 2009

Terimakasih banyak tak terhingga atas semua pihak yang telah mendukung acara ini baik secara tenaga/moril/materil/spirituil

Inilah sekilas penggalan kisah yang terekam kamera..

5.1.09

Flower Power

pagi cerah langit biru . udara sejuk gunung hijau . semarak kembang setaman . warna-warni manjakan mata . serangga pun riang . kencanku dengan alam
lokasi: pekarangan rumah kakek, desa Ciburayut, kaki gunung Salak, Bogor

Copyright © 2009 duaBadai photography. All rights reserved.